Detail Cantuman

tokoh

Nama Tokoh:

Kyai Mojo

Jabatan:

Penasehat sekaligus Panglima Perang

Riwayat:

Menurut Babcock (1989), Kyai Modjo lahir sekitar tahun 1792 , namun di kampung jawa Tondano beliau disebutkan lahir pada tahun 1764 - sebagaimana tertulis pada papan di makam beliau. Menjelang dewasa beliau kemudian menjadi guru agama (ulama) yang sangat berpengaruh daerah Pajang dekat Delangu Surakarta. Nama sebenarnya adalah Muslim Mochammad Khalifah. Ayah Kyai Modjo bernama Iman Abdul Arif, juga seorang ulama terkenal pada masa itu di dusun Baderan dan Modjo, kedua dusun tersebut berada dekat Pajang dan merupakan tanah pemberian (pradikan) Raja Surakarta kepada beliau. Belum diketahui latar belakang keluarga beliau, kecuali menurut suatu sumber (Babcock, 1989) Iman Abdul Ngarip memiliki alur keturunan dari kerajaan Pajang. Sedangkan ibu Kiay Modjo adalah saudara perempuan HB III, dan dengan demikian ditinjau dari hubungan kekerabatan Kiay Modjo adalah kemenakan Pangeran Diponegoro karena ibu Kiay Modjo (R.A Mursilah bersepupuan dengan Pangeran Diponegoro. Meskipun ibunya seorang ningrat kraton, kiay Modjo dibesarkan diluar kraton. Setelah menunaikan ibadah haji ke Mekah dan menetap disana selama beberapa waktu (Ali Munhanif, 2003) Kiay Modjo kemudian memimpin satu pesantren di negri Modjo .Selain Kyai Modjo, Iman Abdul Arif memiliki beberapa anak laki-laki diantaranya Kyai Baderan, Kyai Hasan Mochammad dan Kyai Hasan Besari. Sepeninggal ayahnya, Kyai modjo melanjutkan tugas ayahnya sebagai guru agama di (pesantren) Modjo dimana banyak putra dan putri dari Kraton Solo belajar di pesantrennya di Modjo. Kelak nama Muslim Mochammad Khalifah menjadi terkenal sebagai Kyai Modjo. Keulamaannya dan ada pertalian darah dengan kraton Jogyakarta (baca Pangeran Diponegoro) kemungkinan membuat Pangeran diponegoro memilih kyai Modjo sebagai penasehat agamanya sekaligus panglima perangnya. Kyai modjo menikah dengan R.A Mangubumi (Babcock, 1989), janda cerai dari pangeran Mangkubumi - paman Pangeran Diponegoro dan karena perkawinan ini Pangeran Diponegoro memanggil Kyai Modjo dengan sebutan “paman” meskipun dari garis ayah Kyai modjo adalah “kemenakan” Pangeran Diponegoro karena ibu Kyai modjo (R.A Mursilah) adalah sepupu Pangeran Diponegoro. Pangeran Mangkubumi adalah salah satu pangeran yang ikut memberontak bersama-sama pangeran Diponegoro dan Kyai modjo. Konon Kyai Modjo memiliki 3 orang anak laki-laki, dua diantaranya meninggal di Mekah, ssedangkan satu anak yang tersisa bernama Gazaly.

Sumber Informasi:

http://indonesiaindonesia.com/f/90170-kyai-modjo-pandangan-baru-antara-perang/

Dokumen Digital :


kyai_mojo_full_color.jpg
(133676 bytes).


kyai_mojo_lukisan_raden_saleh.jpg
(112227 bytes).